Setidaknya ada tiga alternatif utama strategi dalam proses pendidikan di sekolah saat ini yaitu Heutagogy, Peeragogy, dan Cybergogy. Strategi pendidikan yang pertama yaitu heutagogy. Heutagogy ini merupakan strategi mendidik siswa yang mendorong mereka untuk memiliki keterampilan mengarahkan diri.
Strategi pendidikan kedua, yakni Peeragogy. Peeragogy ini adalah strategi pendidikan yang membiasakan siswa untuk terlatih fokus pada belajar bekerjasama dan mencipta bersama-sama.
Strategi yang ketiga, ialah cybergogy. Cybergogy ini merupakan strategi pendidikan yang mendorong para pembelajar untuk terlibat dalam lingkungan belajar dalam jaringan. Lingkungan Online, serba terkoneksi, kini telah menjadi keseharian dari kehidupan para siswa. Media komunikasi dan interaksi, suka tidak suka kini telah beralih dari bentuk fisik ke bentuk maya.
Berikut instrumen penilaian cybergogy dan hasil uji cobanya menggunakan video pembelajaran diatas pada materi ikatan kimia:
Kriteria Penilaian:
Skor 1: Kurang Baik
Skor 2: Cukup Baik
Skor 3: Baik
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dengan video percobaan diatas diperoleh skor yaitu 10, kemudian didapatkan rata-rata skor yaitu 2, maka dapat diperoleh kesimpulan pembelajaran ini termasuk dalam kriteria cukup baik.
Berikut kisi-kisi penilaian kreatifitas pada skill lab pemilihan indikator untuk percobaan asam dan basa:
Skill Lab
Problem Sensitivity
Fluency
Flexibility
orginality
Elaboration
Kemampuan mendeteksi, mengenali, dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah.
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
Kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan
cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang.
Kemampuan menambah suatu situasi atau masalah
sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya
terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.
Pemilihan indikator
Mengenali jenis-jenis indicator yang dapat digunakan untuk uji asam basa suatu larutan.
Cekatan dalam memilih indicator yang akan digunakan dari berbagai jenis indicator yang tersedia.
Membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Memperbanyak peta warna sehingga percobaan dapat
lebih efisien.
Menyiapkan indicator lainnya.
Berikut rubrik penilaian kreatifitas berdasarkan kisi-kisi diatas:
Indikator Berpikir
Kreatif
Deskripsi
Kegiatan
Soal
Jawaban
Hasil Uji Coba Berdasarkan
Video Percobaan
Problem Sensitivity
Mengenali jenis-jenis indicator yang dapat digunakan untuk uji asam basa suatu larutan.
Larutan
merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut, larutan
dapat bersifat asam, basa, dan netral. Untuk mengetahui tingkat keasamaan dan
kebasaan suatu larutan digunakan indicator. Indikator memiliki banyak jenis
dengan prinsip yang berbeda-beda. Sebelum melakukan uji asam basa suatu
larutan, seorang praktikan perlu memiliki kecakapan dalam aspek pemilihan indicator.
Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai skill lab pemilihan indicator asam
basa kerjakanlah soal soal berikut berdasarkan video percobaan diatas.
a.Uji asam basa suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai
jenis indicator asam basa, Deskripsikanlah indicator-indikator yang dapat
digunakan serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing indicator
tersebut.
Berikut beberapa jenis indicator asam basa:
a.Kertas Lakmus: merupakan indicator yang banyak digunakan
karena praktis dan murah, tetapi hanya bisa untuk menentukan sifat larutan
asam/basa dan tidak bisa menentukan pH larutan secara tepat dan akurat. (Skor
25)
b.Larutan indicator: yang sering digunakan yaitu fenolptalein
(PP), metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga bromtimol blue (BTB).
Larutan-larutan tersebut sering digunakan dalam proses titrasi larutan. (Skor
25)
c.Indikator alami: indicator yang dibuat dari bahan alami
seperti bunga sepatu, mawar kulit manggis, kunyit, dll. Tetapi juga tidak
bisa menunjukkan pH suatu larutan secara akurat. (Skor 25)
d.Indikator Universal: indicator yang akan memberikan warna
tertentu jika kita celupkan ke dalam larutan asam maupun basa dan kemudian
diketahui nilai pH suatu larutan secara akurat dengan membandingkannya dengan
peta warna. (Skor 25)
Pada video percobaan hanya disebutkan jenis-jenis indicator,
namun tidak di deskripsikan secara detail kelebihan dan kekurangan dari
masing-masing indicator tersebut. (skor 50)
Menit 1:02
Fluency
Cekatan dalam memilih indicator yang akan digunakan dari berbagai jenis indicator yang tersedia.
b.Berikut disediakan beberapa jenis larutan:
a)Cuka
b)Air sabun
c)Air mineral
d)Air jeruk
Indikator apa yang dapat digunakan untuk pengukuran
pH secara tepat dan akurat.
Terdapat berbagai jenis indicator seperti:
a.Kertas lakmus
b.Larutan indicator
c.Indicator alami
d.Indicator universal
Dari beberapa jenis indicator tersebut, indicator
yang paling tepat untuk digunakan adalah indicator universal karena dapat
menunjukkan hasil pengukuran pH secara tepat. (Skor 100)
Tidak terdapat pada video percobaan.
Flexibility
Membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
c.Jika pada suatu percobaan indicator yang tersedia sedikit,
sedangkan larutan sampel yang harus diuji banyak, apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi hal tersebut?
Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membagi
indicator yang akan digunakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga
cukup untuk digunakan pada semua sampel yang akan diuji. (Skor 100)
Untuk mengatasi kekurangan indicator dilakukan
dengan cara membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga
cukup untuk menguji semua larutan sampel. (Skor 100)
Menit 4:15
Originality
Memperbanyak peta warna sehingga percobaan dapat
lebih efisien.
d.Upaya
apa yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan waktu jika sampel yang harus
diuji ada banyak?
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak
peta warna pada kotak indicator misalnya dengan cara di foto, sehingga dapat
menjadi pedoman saat pengujian pH sampel sehingga waktu lebih efisien karena
tidak perlu secara bergantian mencocokan hasil dengan pedoman warna pH. (Skor
100)
Tidak terdapat pada video percobaan.
Elaborasi
Menyiapkan indicator lainnya.
e.Dalam melakukan suatu percobaan apakah kita bisa menjamin
indicator yang kita gunakan sesuai standard atau tidak? Apakah yang harus
dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan
error dari indicator yang akan digunakan.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan
menyiapkan lebih dari 1 indicator pada percobaan, maka hasil percobaan nanti
dapat dibandingkan dan kemungkinan error dapat di minimalisir. (Skor 100)
Pada video percobaan diamati bahwa praktikan
menyiapkan indicator lain untuk meminimalisir kemungkinan error dari
percobaan. Indicator yang disiapkan berupa indicator universal dan pH meter. (Skor
100)
Menit 1:06 dan 4:52
Kriteria kemampuan berpikir kreatif
Skor
Kriteria
401 - 500
Sangat Kreatif
301 - 400
Kreatif
201 - 300
Cukup Kreatif
101 - 200
Kurang Kreatif
0 - 100
Sangat Kurang Kreatif
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan pada video percobaan diatas, terdapat 3 aspek berpikir
kreatif yang terlaksana yaitu problem sensitivity, flexibility dan Elaboration. Sedangkan
2 aspek lainnya tidak terlaksana. Diperoleh skor 250 yaitu pada criteria cukup
kreatif.