Jumat, 06 Maret 2020

Instrumen Penilaian Keterampilan Inovasi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Kimia

    Setidaknya ada tiga alternatif utama strategi dalam proses pendidikan di sekolah saat ini yaitu Heutagogy, Peeragogy, dan Cybergogy. Strategi pendidikan yang pertama yaitu heutagogy. Heutagogy ini merupakan strategi mendidik siswa yang mendorong mereka untuk memiliki keterampilan mengarahkan diri.
   Strategi pendidikan kedua, yakni Peeragogy. Peeragogy ini adalah strategi pendidikan yang membiasakan siswa untuk terlatih fokus pada belajar bekerjasama dan mencipta bersama-sama.
   Strategi yang ketiga, ialah cybergogy. Cybergogy ini merupakan strategi pendidikan yang mendorong para pembelajar untuk terlibat dalam lingkungan belajar dalam jaringan. Lingkungan Online, serba terkoneksi, kini telah menjadi keseharian dari kehidupan para siswa. Media komunikasi dan interaksi, suka tidak suka kini telah beralih dari bentuk fisik ke bentuk maya.

 Video Pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=_NPpWNh7Aug&feature=youtu.be

Berikut instrumen penilaian cybergogy dan hasil uji cobanya menggunakan video pembelajaran diatas pada materi ikatan kimia:

Kriteria Penilaian:
Skor 1: Kurang Baik
Skor 2: Cukup Baik
Skor 3: Baik

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan dengan video percobaan diatas diperoleh skor yaitu 10, kemudian didapatkan rata-rata skor yaitu 2, maka dapat diperoleh kesimpulan pembelajaran ini termasuk dalam kriteria cukup baik.

Daftar Pustaka:
https://birunialkindi.blogspot.com/2018/08/heutagogy-peeragogy-cybergogy.html


Jumat, 28 Februari 2020

Uji Coba Instrumen Penilaian Kreatifitas Praktikum Kimia

Video Percobaan Asam Basa
 


Berikut kisi-kisi penilaian kreatifitas pada skill lab pemilihan indikator untuk percobaan asam dan basa:

Skill Lab
Problem SensitivityFluency
Flexibility
orginality
Elaboration

Kemampuan mendeteksi, mengenali, dan memahami serta menanggapi suatu pernyataan, situasi, atau masalah.
Kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
Kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.
Kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise, dan jarang diberikan kebanyakan orang.
Kemampuan menambah suatu situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya terdapat berupa tabel, grafik, gambar, model dan kata-kata.
Pemilihan indikator
Mengenali jenis-jenis indicator yang dapat digunakan untuk uji asam basa suatu larutan.
Cekatan dalam memilih indicator yang akan digunakan dari berbagai jenis indicator yang tersedia.
Membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Memperbanyak peta warna sehingga percobaan dapat lebih efisien.
Menyiapkan indicator lainnya.


Berikut rubrik penilaian kreatifitas berdasarkan kisi-kisi diatas:

Indikator Berpikir Kreatif
Deskripsi Kegiatan
Soal
Jawaban
Hasil Uji Coba Berdasarkan Video Percobaan
Problem Sensitivity
Mengenali jenis-jenis indicator yang dapat digunakan untuk uji asam basa suatu larutan.
Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut, larutan dapat bersifat asam, basa, dan netral. Untuk mengetahui tingkat keasamaan dan kebasaan suatu larutan digunakan indicator. Indikator memiliki banyak jenis dengan prinsip yang berbeda-beda. Sebelum melakukan uji asam basa suatu larutan, seorang praktikan perlu memiliki kecakapan dalam aspek pemilihan indicator. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai skill lab pemilihan indicator asam basa kerjakanlah soal soal berikut berdasarkan video percobaan diatas.
a. Uji asam basa suatu larutan dapat dilakukan dengan berbagai jenis indicator asam basa, Deskripsikanlah indicator-indikator yang dapat digunakan serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing indicator tersebut.
Berikut beberapa jenis indicator asam basa:
a.  Kertas Lakmus: merupakan indicator yang banyak digunakan karena praktis dan murah, tetapi hanya bisa untuk menentukan sifat larutan asam/basa dan tidak bisa menentukan pH larutan secara tepat dan akurat. (Skor 25)
b. Larutan indicator: yang sering digunakan yaitu fenolptalein (PP), metil merah (mm), metil jingga (mo) dan juga bromtimol blue (BTB). Larutan-larutan tersebut sering digunakan dalam proses titrasi larutan. (Skor 25)
c.  Indikator alami: indicator yang dibuat dari bahan alami seperti bunga sepatu, mawar kulit manggis, kunyit, dll. Tetapi juga tidak bisa menunjukkan pH suatu larutan secara akurat. (Skor 25)
d. Indikator Universal: indicator yang akan memberikan warna tertentu jika kita celupkan ke dalam larutan asam maupun basa dan kemudian diketahui nilai pH suatu larutan secara akurat dengan membandingkannya dengan peta warna. (Skor 25)
Pada video percobaan hanya disebutkan jenis-jenis indicator, namun tidak di deskripsikan secara detail kelebihan dan kekurangan dari masing-masing indicator tersebut. (skor 50)

Menit 1:02
Fluency
Cekatan dalam memilih indicator yang akan digunakan dari berbagai jenis indicator yang tersedia.
b.Berikut disediakan beberapa jenis larutan:
a)    Cuka
b)   Air sabun
c)    Air mineral
d)   Air jeruk
Indikator apa yang dapat digunakan untuk pengukuran pH secara tepat dan akurat.
Terdapat berbagai jenis indicator seperti:
a.       Kertas lakmus
b.      Larutan indicator
c.       Indicator alami
d.      Indicator universal
Dari beberapa jenis indicator tersebut, indicator yang paling tepat untuk digunakan adalah indicator universal karena dapat menunjukkan hasil pengukuran pH secara tepat. (Skor 100)
Tidak terdapat pada video percobaan.
Flexibility
Membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
c. Jika pada suatu percobaan indicator yang tersedia sedikit, sedangkan larutan sampel yang harus diuji banyak, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut?
Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membagi indicator yang akan digunakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga cukup untuk digunakan pada semua sampel yang akan diuji. (Skor 100)
Untuk mengatasi kekurangan indicator dilakukan dengan cara membagi indicator menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga cukup untuk menguji semua larutan sampel. (Skor 100)

Menit 4:15
Originality
Memperbanyak peta warna sehingga percobaan dapat lebih efisien.
d.Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengefisienkan waktu jika sampel yang harus diuji ada banyak?
Hal yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak peta warna pada kotak indicator misalnya dengan cara di foto, sehingga dapat menjadi pedoman saat pengujian pH sampel sehingga waktu lebih efisien karena tidak perlu secara bergantian mencocokan hasil dengan pedoman warna pH. (Skor 100)
Tidak terdapat pada video percobaan.
Elaborasi
Menyiapkan indicator lainnya.
e. Dalam melakukan suatu percobaan apakah kita bisa menjamin indicator yang kita gunakan sesuai standard atau tidak? Apakah yang harus dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan
error dari indicator yang akan digunakan.
Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan lebih dari 1 indicator pada percobaan, maka hasil percobaan nanti dapat dibandingkan dan kemungkinan error dapat di minimalisir. (Skor 100)
Pada video percobaan diamati bahwa praktikan menyiapkan indicator lain untuk meminimalisir kemungkinan error dari percobaan. Indicator yang disiapkan berupa indicator universal dan pH meter. (Skor 100)

Menit 1:06 dan 4:52

Kriteria kemampuan berpikir kreatif

Skor
Kriteria
401 - 500
Sangat Kreatif
301 - 400
Kreatif
201 - 300
Cukup Kreatif
101 - 200
Kurang Kreatif
0 - 100
Sangat Kurang Kreatif

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada video percobaan diatas, terdapat 3 aspek berpikir kreatif yang terlaksana yaitu problem sensitivity, flexibility dan Elaboration. Sedangkan 2 aspek lainnya tidak terlaksana. Diperoleh skor 250 yaitu pada criteria cukup kreatif.